Jatuh Bangunnya Kekhalifahan Turki Utsmani

Jatuh Bangunnya Kekhalifahan Turki Utsmani

Smallest Font
Largest Font

PETIRNEWS | JAKARTA - Sejarah singkat Turki Utsmani 
Kerajaan Turki Utsmani berdiri tahun 1281 di Asia Kecil. Pendirinya Ustman bin Ertoghril. Wilayah kekuasaannya meliputi Asia Kecil dan daerah Trace (1354), kemudian menguasai selat Dardaneles (1361), Casablanca (1389), lalu menaklukkan kerajaan Romawi (1453).
Sulaiman Syah dengan 1000 pengikutnya mengembara ke Anatolia dan singgah di Azerbaijan, namun sebelum sampai ke tujuan, dia meninggal dunia. Kedudukannya digantikan oleh puteranya yaitu Ertoghril untuk melanjutkan perjalanan sesuai tujuan semula. Sesampai di Anatolia, mereka diterima oleh penguasa Seljuk, Sultan Alauddin yang sedang berperang melawan kerajaan Bizantium.
Sebagaimana ayahnya, dia banyak berjasa kepada Sultan Alauddin II dengan keberhasilannya mendududki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin II terbunuh. Kerajaan Seljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Utsman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah Utsman atau yang sering disebut dengan Utsman I.
Kesultanan Turki Utsmani Raja-raja Turki Utsmani mendapatkan kekuasaan secara turun temurun, walau demikian, tak ada aturan bahwa putra pertamalah yang harus menjadi pewaris dari kekuasaan sultan terdahulu. Ada kalanya putra kedua, ketiga yang menggantikan sultan, bahkan dalam perkembangannya, pergantian itu juga diserahkan kepada saudara sultan dan bukan kepada anaknya.

Sebab-sebab Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani 
Ada tiga faktor pendukung yang menyebabkan runtuhnya Kesultanan Turki Usmani. Munculnya konflik intern yang tak dapat diselesaikan. 
Serangan pasukan negara-negara Eropa. 
Gerakan makar politik Zionis dan Freemasonry terhadap Kesultanan Turki Usmani.

Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1924 memiliki dampak yang signifikan terhadap negara-negara di kawasan Timur Tengah. Diantaranya adalah perubahan politik dan krisis perdagangan.

C. Dampak negatif dan positif
Turki Utsmani berada pada puncak kejayaan saat dipimpin oleh Sultan Selim I pada abad ke-16. Pada masa ini, difokuskan perluasan wilayah ke Turki dan berhasil menguasai Kairo, Baghdad, dan sisa-sisa Byzantium.
Kemudian, pada tahun 1520 digantikan oleh Sultan Suleiman I dan berhasil menguasai Lembah Sungai Nil sampai ke Gibraltar. Selanjutnya, Suleiman I mendapat gelar Al-Qanuni yang artinya penyusun undang-undang.
Secara resmi, Turki Utsmani berakhir pada tahun 1922. Faktor kemunduran karena kurang wibawanya Sultan yang memerintah sehingga banyak terjadi penyimpangan keuangan negara. Bahkan, penguasanya banyak yang hidup mewah. 

D. Kebangkitan Islam kedepan
Masa kejayaan islam antara tahun 650-1250 M dengan ditandai oleh berkembangnya kebudayaan Islam dengan pesat dan mempengaruhi sebagian besar dari dunia. Pada masa tersebut, peradaban Islam telah membuat kemajuan pesat dalam banyak bidang ilmu pengetahuan, di antaranya termasuk matematika, astronomi, kedokteran, kimia, dan fisika.
 gemilang dan cemerlang. Pada masanya Daulah Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya. Demikian juga anaknya Khalifah al-Makmun (813-833), dari kota Baghdad ini memancar sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia, tidak terbatas hanya di dunia Islam saja, tetapi di seluruh dunia, sehingga Baghdad ketika itu menjadi pusat peradaban dan kebudayaan yang tertinggi di dunia.

Khalifah Hakam II (951-976) anak Abdurrahman III menjadi penyempurna peradaban Spanyol, dia seorang pencinta ilmu pengetahuan, kesusasteraan dan kebudayaan. Dia penabur hadiah kepada para ilmuan dan cendikiawan, mengundang para dosen dan para Professor dari Baghdad untuk mengajar di Universitas-Universitas yang ada di Spanyol.

Demikian juga Khalifah Muiz Lidinillah (953-975) dari Daulah Fatimiyah di Mesir. Dia adalah aktor pejabat yang sangat gemilang di Mesir. Di tangannya peradaban Islam mengalami kemajuan pesat. Al-Hakim Biamrillah (966-1021) yang menggantikan Muiz Lidinillah, membangun lagi Perpustakaan “Darul Hkmah” di Mesir dan secara rutin mengadakan diskusi-diskusi ilmiah di tempat itu yang dihadiri sendiri oleh Khalifah al-Hakim Biamrillah dan para ilmuan dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan mereka mengkaji buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut.

Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan Khalifah Harun al-Rasyid dan anaknya al-Makmun dari Daulah Abbasiyah di Baghdad, Khalifah Abdurrahman III dan anaknya Hakam II dari Cordova. Demikian juga kegiatan Muiz Lidinillah dan anaknya al-Hakim Biamrillah dari Daulah Fatimiyah di Mesir. Mereka berhasil dengan cemerlang membangun negara masing-masing, tidak lepas dari peranan mereka sebagai aktor pejabat ilmuan dan pencinta ilmu pengetahuan dari ketiga Daulah Islam tersebut. Mereka berlomba-lomba bagi menciptakan kemajuan peradaban Islam dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, kesusasteraan dan kebudayaan di daerah kekuasaan masing-masing.

Dapat lebih ditegaskan lagi bahwa dari paparaan sejarah kebudayaan Islam yang disebutkan di atas mulai dari Umar ibn Khattab di Madinah, Al-Walid ibn Abd Malik di Suriah, Abu Ja’far al-Mansur, Harun al-Rasyid dan Al-Makmun di Baghdad, Abdurrahman III dan al-Hakam di Spanyol serta Muiz Lidinillah dan al-Hakim Biamrillah di Mesir dapat diketahui bahwa majunya suatu negara ternyata berada di tangan pejabat negara yang ahli ilmu dan pencinta ilmu serta yang mempunyai perhatian khusus bagi perkembangan ilmu pengetahuan, ke depan sudah perlu dipikirkan dari sekarang bahwa syarat menjadi pejabat setingkat walikota/Bupati ke atas minimal harus berpendidikan Master agar negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang berilmu karena orang yang berilmulah yang akan memikirkan kemajuan ilmu.

Tetapi jika kita perhatikan sekarang posisi pendidikan kita sangat menyedihkan dan memprihatinkan, bisa dikatakan sudah darurat setadium empat karena rangking pendidikan nasional kita terjun bebas berapa pada posisi terendah di bawah Kamboja. Terus terang perhatian negara dan masyarakat kita terhadap kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan masih sangat rendah, akan berbeda jauh dengan Jerman yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Jika sekaliber BJ. Habibi ceramah ilmiah di Jerman, untuk satu jam mereka sanggup membayarnya senilai seratus juta rupiah, tetapi jika beliau ceramah ilmiah di Indonesia dapat dipastikan jauh berada di bawah itu.

Dalam kondisi seperti ini beberapa tahun yang lalu, negara kita  justru memberikan hadiah sebanyak, masing-masing satu milyar rupiah untuk Susi Susanti dan Alan Budikusumo yang menang dalam pertandingan bulu tangkis di Barcelona Spanyol, tetapi tidak pernah terdengar hadiah diberikan satu milyar kepada professor yang  kepalanya sampai botak mencari dan menemukan rumus-rumus ilmiah di Laboratorium. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa negeri ini masih sangat kurang dalam memperhatikan perkembangan aktivitas intelektual anak bangsa kita.

Pejabat yang dicari di negeri ini ke depan adalah pejabat ilmuan atau pencinta ilmu pengetahuan, jika kita ingin negeri ini maju dan berkembang cemerlang dalam peradaban di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sejajar dengan negara-negara lain, kita masih dapat berharap kepada para pejabat pencinta ilmu pengetahuan tersebut yang mempunyai perhatian  khusus bagi perkembangan ilmu pengetahuan, kesusasteraan dan kebudayaan, kalau tidak kepada siapakah negeri ini akan kita serahkan.

Dulu kita pernah mengangkat BJ. Habibi, menjadi Presiden, seorang ilmuan dan pencinta ilmu pengetahuan tingkat dunia, kepadanya kita serahkan sejuta harapan agar dapat mengurus negeri ini menjadi lebih baik dan maju sejajar dengan negara-negara yang sudah maju dan dalam waktu singkat beliau sudah berbuat dengan mengirim putra-putra terbaik bangsa ini kuliah master ke luar negeri yang kelak akan membangun bangsa ini setelah mereka pulang, akan tetapi sebelum beliau berhasil terlebih dahulu habis masa  jabatannya dan tidak dapat dilanjutkan kembali, ini adalah tragedi hitam dalam sejarah bangsa Indonesia.

Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu dari empat macam tujuan Indonesia merdeka adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, agar anak bangsa ini jangan ada lagi yang bodoh, dan para pejabat kita sering bilang dalam berbagai kesempatan bahwa bangsa ini baru akan maju di tangan anak-anak bangsa yang cerdas tetapi kita sering lupa memperhatikan dan mengalokasikan anggaran yang cukup memadai bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Ke depan bangsa ini akan mengadakan pemilihan pejabat negara serentak. Oleh karena itu  untuk memilih pejabat negara yang akan mengurus negeri ini, kiranya kita tidak salah pilih. Kita sudah cukup berpengalaman dalam memilih pejabat yang akan mengurus negeri ini ke arah yang lebih baik? Kita masih gantungkan sejuta harapan kepada para pejabat negara yang mempunyai keperdulian khusus bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Memang pemerintah telah memberikan perhatian terhadap hak-hak guru, dosen dan professor dalam bentuk uang sertifikasi sebagai tunjangan profesi guru dan dosen dan tunjangan kehormatan professor dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, lewat Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dan PP RI No. 37 Tahun 2009, namun tunjangan tersebut sering tersendat dan terlambat pembayarannya.

Semoga negeri ini semakin maju dan berkembang diasuh dan dikelola oleh pejabat-pejabat negara pencinta ilmu pengetahuan yang mempunyai keperdulian besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sebab kunci kebangkitan peradaban Islam adalah ilmu pengetahuan. Itu sudah dibuktikan sejarah.

E. Analisis dampak keruntuhan turki ustmani terhadap  negara2 Islam terutama indonesia
Pada mulanya, kerjaan Turki Utmani hanyalah sebuah kerajaan kecil yang bernaung 
di bawah kerajan Turki Seljuk. Setelah Kerajaan Turki Seljuk Hancur oleh serang Mongol, 
kerajaan Turki Utsmani kemudian secara resmi berdiri pada tahun 1300 M. di Asia Kecil, 
pendirinya adalah Ustman bin Ertoghril. Kemajuan Turki Usmani dapat dilihat dari bidang 
kemiliteran dan pemerintahan, terbukti bahwa kekuatan militer Usmani adalah salah satu faktor 
sangat yang menentukan keberhasilan ekspansi Turki Usmani, kemajuan lain yang dapat dilihat 
yaitu: kemajuan dalam bidang budaya khususnya bangunan fisik. Di bidang Ilmu pengetahuan 
kemajuan Turki Usmani tidak begitu menonjol dibandingkan kemajuan di bidang lainnya. 
Kemunduran dan kehancuran Turki Usmani disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 
kelemahan para sultan dan sistem birokrasi, kemerosotan ekonomi dan munculnya kekuata 
Eropa. Peran Turki tidak dapat dikesampingkan, karena dengan luasnya daerah kekuasaan yang 
membentang dari Asia hingga Eropa dalam rentang waktu yang relatif lama, lebih dari enam 
abad, maka terjadilah intraksi peradaban dengan berbagai wilayah yang berada di bawah 
kekuasaan Turki dan saling mempengaruhi, sehingga peradaban yang lebih kuat banyak 
memberikan pengaruh terhadap peradaban yang lebih lema

F. Saran dan rekomendasi
Sejarah panjang bangsa Turki diwarnai dengan berbagai catatan peristiwa
penting. Dari masa kerkhalifahan Utsmani sampai menjadi Negara modern. 
Perjuangan yang dilakukan semua itu bermuara pada sebuah proses panjang.
Dilihat dari sudut pandang historiografi kudeta militer sebelumnya tidak pernah 
terjadi di Negara Turki. Hubungan baik antara pemerintahan sipil dengan militer. 
Kudeta pertama di Negara Turki ini menjadi cikal bakal beberapa kudeta yang 
berikutnya terjadi. Militer Turki sangat berpengaruh dalam pemerintahan sejak 
pertama kali Turki menghapuskan kekhalifahan. Presiden pertama Negara Turki 
berasal dari kalangan militer yaitu Mustafa Kemal Pasha. Beliau yang menjadikan 
Turki menjadi sebuah negara sekuler. Paham yang memisahkan agama dan 
negara. Paham kemalis yang dianut militer Turki begitu kuat. Militer menganggap 
bahwa Partai Demokrat sudah melenceng dari makna kemalis sendiri. Oleh karena 
itu pihak militer segera bertindak dengan cepat. Bagi militer menentukan arah 
politik Turki adalah tugas mereka, bukan hanya sekedar mempertahankan negara.


Referensi :
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, (Cet. I; Jakarta; PT Raja Grafindo Persada) Tahun 2004
Badri Yatim, Sejarah Perdaban Islam, (Cet. 15; Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada) Tahun 2003
Syafiq A. Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam DI Turki, (Cet. 1; Jakarta; Logos) Tahun 1997
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/carita
http://eprints.radenfatah.ac.id/1217/6/Bab%20IV.pdf 
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/9675/bab%20iii.pdf?isAllowed=y&sequence=4 
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5688906/jatuhnya-konstantinopel-ke-tangan-turki-usmani-ini-dampaknya. 


Oleh : Khoirul Fitriyah

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author