Jumadil Qubro: Sebuah Catatan Tentang Jurnalis yang MERDEKA tapi TAKUT

Jumadil Qubro: Sebuah Catatan Tentang Jurnalis yang MERDEKA tapi TAKUT

Smallest Font
Largest Font

PETIRNEWS | KABUPATEN TANGERANG-Independen Pers tanpa tekanan dan campur tangan para penguasa atau pihak lain sebagai sumber berita, seorang Jurnalis kadang digunakan sebagai senjata untuk membelokkan Fakta bahkan Jika Bicara Fakta acap kali menjadi sebuah ancaman bagi jurnalis itu sendiri.

Di hari Kemerdekaan ini, sudah sejogjanya Seorang Jurnalis kembali ke khittah, bekerja tanpa "Bayaran", Bekerja tanpa Tekanan. 

Seorang Jurnalis bisa membelokkan Fakta dan menghilangkan Bukti dengan kata kata dan opini. Ingat satu hal seorang Pembaca harus bisa memastikan apakah sebuah artikel itu sebuah karya jurnalistik atau sebuah Opini dari seorang Penulis.

Sebelumnya kita harus bisa membedakan 2 hal yaitu Jurnalis dan Penulis. 
Tugas jurnalis dan penulis tentu berbeda. Jurnalis memproduksi peristiwa yang sedang terjadi saat itu. Mereka menulis fakta sesuai tempat kejadian perkara (TKP), sedangkan penulis bisa menulis dari ide sendiri atau permintaan client.

Nah dari perbedaan mendasar tersebut, kita ketahui bersama SEMUA SAMA SAMA MERDEKA TAPI TERIKAT ATURAN dan Kaidah Kaidah yang berlaku.

Saat ini banyak sekali Artikel artikel atau postingan-postingan di Jagat Maya Media Sosial. Berita opini yang hanya menggambarkan keinginan penulis atau bahkan pesanan klien. artikel tanpa sumber  yang jelas dan hanya memojokkan satu pihak saja inilah yang dinamakan Opini sepihak, yang jelas semua itu dibuat untuk menggiring opini publik agar apa yang diinginkan dalam pesan baik dalam bentuk postingan artikel atau dalam bentuk Video tersebut dalam satu pemikiran.

Nah, Bagaimana dengan Jurnalis yang MERDEKA tapi TAKUT, banyak ditemukan dibeberapa kasus bahwa banyak oknum oknum jurnalis yang terjebak dan ikut terlibat langsung dalam "kemufakatan" bersama. Seorang Jurnalis paham dengan segala resiko dan Konsekuensinya, namun sekali lagi taraf kesejahteraan seorang Jurnalis masih sangat jauh dari sejahtera.

Pers yang MERDEKA, Pers yang Independen kadang dijadikan oknum oknum seakan Hukum tak akan bisa menyentuhnya, atau bahkan mengirimkan sebuah Rilis berita hasil temuan.yang sengaja disodorkan ke Pihak yang melakukan pelanggaran dan Ini pun salah dan menghinakan. Sebuah karya Jurnalis dijadikan Alat Ancaman "Kemerdekaan" seseorang. 

Di momen Kemerdekaan ini, Mari jadikan Karya jurnalistik kita sebagai Karya Merdeka dan bukan Untuk menjadi Senjata mengancam "KEMERDEKAAN" pihak lain.

KEMERDEKAAN yang kebablasan dari pihak lain, acap kali menjadi mesin ATM bagi oknum jurnalistik, Ini menyedihkan.

Ayo suarakan MERDEKA tapi BERANI bukan MERDEKA tapi TAKUT,  hidup Jurnalis Indonesia, Hidup Jurnalis Independen yang bisa membawa kaum penggiat dan pengumpul peristiwa dalam satu keinginan yang sama, Tidak menjadi melacurkan sebuah karya Jurnalis dengan sebuah nilai Rupiah.

Pekerjaan jurnalis sangat berhubungan dengan kepentingan publik. Jurnalis adalah pemimpin opini dan pengawal nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Mari tegakkan kebenaran dan Keadilan melalui sebuah karya jurnalistik. 

Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-79.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author