Kejayaan dan Keruntuhan Kesultanan Utsmani Serta Jejak Islam Politik di Indonesia

Kejayaan dan Keruntuhan Kesultanan Utsmani Serta Jejak Islam Politik di Indonesia

Smallest Font
Largest Font

Oleh: Muptia Resti Febrianti 
Mahasiswi semester VI Komunikasi dan Penyiaran Islam
STID MOHAMMAD NATSIR


A.    Historis singkat kekhalifahan Turki Utsmani hingga berdirinya Organisasi Konferensi Islam (OKI) sampai dengan sekarang. 
Kesultanan Utsmaniyah atau Turki Utsmani adalah kekaisaran Islam yang berkuasa dari abad ke-13 hingga awal abad ke-20 di wilayah yang kini merupakan Turki Modern dan wilayah besar di sekitarnya. Didirikan oleh Osman I Pada tahun 1299, kekaisaran ini mencapai puncak kejayaan di bawah Sultan Mehmed I pada tahun 1299, kekaisaran ini mencapai puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II yang menaklukan konstatinopel pada tahun 1453, yang kemudian menjadi ibu kota kekaisaran Byzantium yang baru di bawah nama Istanbul. Kekaisaran utsmaniyah merupakan salah satu kekaisaran terbesar dalam sejarah dunia, memerintah atas wilayah luas di Eropa Tenggara, Afrika Utara dan Timur Tengah. Sebelum runtuhnya pada tahun 1922 setelah perang dunia 1. 
Kekhalifahan Utsmaniyah adalah kekhalifahan Islam Sunni terakhir yang berlangsung dari tahun 1517 hingga 1924. Dalam sejarahnya, Kekhalifahan Utsmaniyah dimulai ketika wangsa Utsmaniyah dari Kesultanan Utsmaniyah mengklaim otoritas khalifah pada abad pertengahan. Puncak kesuksesan kekhalifahan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Suleiman yang Agung pada abad ke-16, di mana kekuasaan Utsmaniyah meluas hingga mencakup sebagian besar wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa Tenggara.
Sebagai khalifah, Turki Utsmani memegang otoritas atas dunia Islam dan diakui sebagai khalifah oleh banyak negara dan komunitas Muslim di seluruh dunia. Kekhalifahan Turki Utsmani mencapai kejayaan nya pada masa pemerintahan sultan Suleiman I yang terkenal dengan ekspensi wilayahnya, kemakmuran dan kekuasaannya di wilayah Timur Tengah, Eropa selatan dan Afrika Utara. Namun pada tahun 1924 kekhalifahan Turki Utsmani resmi di cabut oleh republik Turki yang baru di bawah pimpinan Mustafa Kemal Ataturk.  
Puncak kejayaan Turki Utsmani (1453-1683) oleh sultan-sultan besar yaitu Sultan Memhed II, Selim I dan Sulaeman I. Pusat perdagangan dan budaya, isntanbul menjadi pusat perdagangan, seni, dan budaya yang penting di dunia Islam.
Pada awal abad ke-20, Kesultanan Utsmaniyah mengalami kemunduran yang signifikan. Setelah berakhirnya Perang Dunia I, kekhalifahan ini secara resmi dihapuskan oleh Mustafa Kemal Atatürk pada tahun 1924 sebagai bagian dari reformasi sekulerisasi di Turki. 
Setelah berakhirnya Kekhalifahan Utsmaniyah, kemudian muncul Organisasi Konferensi Islam (OKI). OKI didirikan pada tahun 1971 sebagai respon terhadap konflik berkepanjangan antara dunia Arab dan Israel. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota, mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota, mendukung perdamaian, keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam.
OKI adalah organisasi yang internasional terdiri dari 57 negara di seluruh dunia. Awal mula didirikannya OKI berawal dari peristiwa pembakaran Yerussalem pada tahun 1969. Pada saat itu pemimpin negara Islam langsung mengadakan pertemuan pada 25 september 1969 di Rabat, Maroko.
Sejak berdirinya OKI hingga saat ini, organisasi ini terus berperan dalam mempromosikan kerja sama antara negara-negara anggota, mendukung isu-isu yang berkaitan dengan Islam, dan memperjuangkan perdamaian serta keamanan di kawasan tersebut.

Peran OKI saat ini: 
1.    Diplomasi dan Mediasi: OKI berperan dalam mediasi konflik di dunia Islam dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas.
2.    Krisis kemanusiaan: OKI juga aktif dalam menangani krisis kemanusiaan di negara-negara anggota seoperti Suriah, Yaman, dan Rohingya di Myanmar.
3.    Kerja sama internasional: OKI bekerja sama dengan organisasi internasional lainnya seperti PBB untuk mengatasi isu gbobal yang mempengaruhi dunia Islam. 
Dari kekhalifahan Turki Utsmani hingga berdirinya OKI, dunia Islam telah mengalami transformasi besar. OKI sekarang berusaha untuk memperkuat solidaritas Islam dan mempromosikan kepentingan negara-negara anggotanya di panggung global.    
B.    Sebab-sebab runtuhnya Turki Utsmani
Ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kekhalifahan Utsmaniyah, yang berlangsung dari tahun 1517-1924. Berikut adalah beberapa penyebab utama runtuhnya kekhalifahan Utsmaniyah:
1.    Kematian Sultan Sulaiman Agung: setelah kematian Sultan Sulaiman Agung Turki Utsmaniyah mengalami periode kekacauan dan masalah managemen keuangan. Kekaisaran mulai merosot karena kasus korupsi yang merajalela.
2.    Pemberontakan di wilayah kekaisaran: pemberontakan yang terjadi di masa kekaisaran utsmani menjadi salah satu faktor utama kemunduran pemerintahan Turki Utsmani yang telah bertahan lama. Kerusuhan politik dan ekonomi di kekaisaran juga turut mempercepat keruntuhan.
3.    Sistem pemerintahan yang korup: korupsi dalam kekhalifahan Utsmani menjadi masalah serius yang melemahkan kekaisaran dari dalam.
4.    Perubahan eksternal: Faktor eksternal seperti tekanan dari negara-negara eropa, perubahan geopolitik dan invasi asing juga ikut mempengaruhi kemunduran Turki Utsmani.
5.    Reformasi sekulerisasi oleh Mustafa kemal Ataturk: pada tahun 1924 Mustafa kemal Ataturk menghapus kekhalifahan Turki Utsmani sebagai bagian dari reformasi sekulerisasi yang dilakukannya. Tindakan ini menandai akhir resmi dari kekhalifahan Utsmani. 
6.    Kesulitan manajemen dalam kekaisaran: masalah management internal, termasuk kesulitan dalam mengelola keuangan dan administrasi, juga berkontribusi dalam runtuhnya Turki Utsmani.
7.    Munculnya konflik intern yang tidak dapat diselesaikan.
8.    Serangan pasukan negara Eropa.
9.    Gerakan makar zionis dan freemasonry terhadap kesultanan Turki Utsmani. 
C.    Dampak negatif dan positif keruntuhan Turki Utsmani
Keruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1924 memiliki dampak yang signifikan, baik secara regional maupun global. Adapun dampak dari keruntuhan Turki Utsmani:
1.    Perubahan Politik dan Sosial: keruntuhan Turki Utsmani mengakhiri lebih dari enam abad kekhalifahan. Ini dapat memicu perubahan politik yang sangat besar di wilayah tersebut, termasuk juga berakhirnya sistem politik berbasis monarki kekhalifahan dan beralih ke republikanisme sekuler. 
2.    Pembagian wilayah: setelah runtuhnya Turki Utsmani, wilayah kekhalifahan dibagi-bagi antara kekuatan Barat yang terlibat dalam perjanjian Sevres tahun 1920, lalu kemudian digantikan oleh perjanjian laussane pada tahun 1923. 
3.    Dibentuknya negara-negara baru: runtuhnya Turki Utsmani berdampak pada pembentukan negara-negara baru di wilayah yang awalnya dikuasai oleh kekhalifahan, seperti Turki, Irak, Suriah, Palestina, Lebonan, Yordania dan Arab Saudi.
4.    Dampak di dunia Islam: runtuhnya Turki Utsmani memiliki dampak yang kompleks pada dunia Islam. Beberapa melihatnya seperti kehilangan kekhalifahan yang melambangkan otoritas keagamaan dan politik Islam, sementara yang lain menganggapnya sebagai langkah maju modernisasi dan sekularisasi. 
5.    Peran umat Islam: dampak keruntuhan Turki Utsmani juga terasa pada peran dan posisi umat Islam secara global, termasuk di Indonesia. Perubahan dalam tatanan politik dan sosial di dunia Islam mengakibatkan pergeseran dalam cara umat Islam melihat otoritas dan kepemimpinan dalam agama dan politik mereka. 
6.    Perkembangan politik dan ekonomi: runtuhnya Turki Utsmani memengaruhi dinamika politik dan ekonomi di Timur Tengan dan Eropa. Perubahan ini memicu perubahan yang besar dalam struktur politik, ekonomi, dan sosial di wilayah tersebut.
D.    Analisis dampak kejatuhan Turki Utsmani terhadap peran dan posisi Islam terhadap politik di Indonesia 
1.    Ada tidaknya hubungan antara kejatuhan Turki Utsmani dengan peran dan posisi Islam Politik Indonesia 
Kejatuhan Turki Utsmani pada tahun 1924 memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan dalam dunia Islam, termasuk pengaruhnya terhadap Indonesia dalam ranah Islam politik. Setelah kejatuhan Khilafah Utsmani, gelombang nasionalisme dipelopori oleh Gerakan Pemuda Turki yang kemudian memicu berdirinya Republik Turki dan negara-negara baru yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Turki. Hal ini menunjukkan bahwa kejatuhan Turki Utsmani tidak secara langsung terhubung dengan peran dan posisi Islam Politik Indonesia, tetapi lebih pada perubahan tatanan dunia Islam secara keseluruhan.
Meskipun begitu, kerajaan Islam di Nusantara pada masa itu tidak memiliki hubungan politik yang kuat dengan kekhalifahan Turki Utsmani. Meskipun pengaruh keislaman di wilayah Nusantara ada, tetapi tidak terhubung secara politik kenegaraan dengan kekhalifahan Utsmani. Beberapa kesultanan Islam memulai hubungan yang lebih kosmopolitan dengan dunia Islam, termasuk membangun kerjasama baru dalam bidang pertahanan dan militer dengan Turki Utsmani. Namun, hal ini lebih pada kerjasama antar-kerajaan Islam daripada hubungan politik yang langsung terkait dengan kejatuhan Turki Utsmani.
Dengan demikian, meskipun kejatuhan Turki Utsmani memiliki dampak besar dalam sejarah dunia Islam, termasuk Indonesia, hubungan langsung antara kejatuhan Turki Utsmani dengan peran dan posisi Islam Politik Indonesia tidak begitu kental dan lebih pada perubahan tatanan dunia Islam secara keseluruhan.
2.    Bagaimana pengaruh antara kejatuhan Turki Utsmani dengan peran dan posisi Islam politik Indonesia
Secara keseluruhan, Islam telah memainkan peran penting dalam membentuk politik Indonesia. Terlepas dari kekhawatiran tentang peran Islam dalam politik, terutama munculnya redikalisme, sebagaian besar Muslim di Indonesia adalah moderat dan menghargai keragaman dan demokrasi. Islam memainkan peran penting dalam politik Indonesia. 
Berikut adalah beberapa cara Islam mempengaruhi politik Indonesia:
1)    partisipasi dalam perjuangan kemerdekaan: Partai Politik Islam telah berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonrsia. Mereka mampu mengidentifikasi dengan aspirasi nasionalis negara dan memainkan peran kunci dalam pembentukan ideologi nasional Pancasila. 
2)    Masyarakat madani: Islam telah berperan dalam pembangunan masyarakat “sipil” Indonesia, masyarakat yang demokratis dan mandiri. Konsep ini terkait erat dengan gagasan masyarakat sipil, yaitu masyarakat yang tidak dikendalikan oleh negara tetaoi terdiri dariorganisasi dan asosiasi independen.
3)    Islam moderat: sebagian besar muslim di Indonesia moderat dan toleran, dan menghargai keragaman. Mereka melihat Islam sebagai kerangka moral politik daripada sistem politik itu sendiri.
4)    Partai politik: partai politik Islam telah aktif dalam perpolitikan Indonesia sejak Indonesia merdeka. Partai-partai ini mampu menggalang dukungan umat Islam dan berperan dalam membentuk wacana olitik negara.
Kejatuhan kekhalifahan Turki Utsmani memiliki dampak yang signifikan erhadap peran dan posisi Islam Politik di Indonesia. Setelah kejatuhan kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1924, terjadi perubahan paradigma dalam Islam, termasuk di Indonesia.
Adapun sejumlah dampak dari kejatuhan Turki Utsmani terhadap peran dan posisi Islam politik di Indonesia sebagai berikut: 
a.    Nasionalisme: setelah kejatuhan Turki Utsmani gerakan nasionalisme melejit, yang diinisiasi oleh para pemuda Turki. Hal ini, kemudian memicu lahirnya Republik Turki dan berbagai Negara baru yang sebelumnya berada dibawah kekuasaan Turki Nasionalisme ini juga mempengaruhi pandangan politik di Indonesia. 
b.    Eksistensi orang Turki: meskipun Turki Utsmani memiliki pengaruh yang signifikan, eksistensi orang Turki tidak banyak disebut dalam sejarah Indonesia. Namun, pengaruhnya tetap terasa terutama dalam perdagangan dan hubungan politik di wilayah Nusantara.
c.    Peran dalam perjuangan kemerdekaan: Partai Politik Islam memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka dapat mengidentifikasi diri dengan aspirasi nasinalis negaraa dan membantu membentuk ideologi nasional, termasuk Pancasila.
d.    Pengaruh dalam Politik: Politik Islam telah muncul sebagai salah satu kekuatan politik terpenting di Indonesia sejak kemerdekaan. Islam politik memainkan peran vital dalam pembentukan negara Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia. 
e.    Dakwah politik muslim: dakwah politik muslim juga mendukung dinasti politik di Indonesia, di mana pemimpin politik terkemuka berusaha untuk membangun konsentrasi kekuasaan politik. 
3.    Faktor-faktor yang dapat menghambat peran Islam politik di Indonesia
Adapun faktor yang dapat menghambat peran Islam politik di Indonesia sebagai berikut:
a.    Pemerintah yang mengontrol:  Sejarah politik Islam di Indonesia menunjukkan bahwa pada masa Orde Baru (1960-1998), pemerintahan soeharto melarang partai-partai Islam dan mengontrol gerakan-gerakan Islam. Tindakan ini dapat menjadi salah satu faktor penghambat bagi peran politik Islam Indonesia. 
b.    Faktor internal agama: Salah satu faktor yang dapat memengaruhi peran politik Islam di Indonesia adalah faktor Internal agama itu sendiri. 
c.    Keterlibatan Agama dalam politik damai: meskipun Islam memiliki potensi besar untuk berperan dalam politik dan masyarakat, terdapat kendala dalam mengintergasikan nilai-nilai Islam dengan politik damai. Hal ini dapat ,enjadi hambatan karena adanya perbedaan interpretasi terhadap ajaran Islam dsalam konteks politik.
d.    Kondisi sosial dan ekonomi: faktor sosial dan ekonomi juga dapat memengaruhi peran politik Islam di Indonesia. Ketidaksetaraan sosial dapat menjadi hambatan dalam mewujudkan agenda politik Islam yang inklusif dan berpihak keada rakyat.
e.    Sistem Politik yang sekuler: Indonesia tentu memiliki sistem politik yang di dasarkan pada prinsip-prinsip sekuler yang menempatkan agama sebagai urusan pribadi, bukan sebagai bosis politik.
f.    Dinamika politik intern: adanya dinamika politik internal di kalangan partai politik Islam sendiri, termasuk perpecahan, persaingan internal dan ketidakmampuan untuk bersat, dapat mengalami efektivitas peran politik Islam secara keseluruhan.
g.    Perkembangan paham radikal: adanya perkembangan paham radikal dalam lingkungan politik Islam di Indonesia dapat menyebabkan ketegangan antara kelompok-kelompok politik yang berbeda dan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap peran Politik Islam.
h.    Isu sosial: isu-isu sosial seperti kemiskinan, ketimpangan, dan isu-isu keamanan nasional sering menjadi fokus utama politik di Indonesia, yang dapat mengaburkan peran politik Islam dalam mendorong agenda-agenda keagamaan. 
4.    Analisis peran dan posisi Islam Politik di Indonesia dengan menggunakan teori dan pendekatan politik yang anda sukai 
Dalam menganalisis peran dan posisi Islam politik di Indonesia, saya akan menggunakan pendekatan politik yang berorientasi pada perspektif pluralisme politik. Pluralisme politik merupakan suatu teori yang mengakui adanya keberagaman pandangan politik, agama dan budaya dalam masyarakat. Dalam konteks Indonesia, pendekatan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap peran dan posisi politik Islam.
a.    Peran politik Islam: dalam perspektif pluralisme politik, peran politik Islam di Indonesia dapat dilihat sebagai salah satu elemen penting dalam keagamaan politik yang memperkaya wacana demokrasi. Partai politik Islam turut berkontribusi umat islam dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan sosial dalam ranah politik. 
b.    Posisi politik Islam: dengan mendekatkan pluralisme politik, posisi politik Islam di Indonesia mengambil posisi yang beragam, mulai dari partisipasi, dalam pemerintahan hingga menjadi oposisi, sesuai dengan nilai-nilai yang diusung dan dukungan yang diterima dari masyarakat. 
c.    Dinamika politik Islam: dengan melihat politik Islam melalui lensa pluralisme politik, kita dapat memahami dinamika politik Islam di Indonesia sebagai bagian dari proses demokritisasi yang melibatkan berbagai kepentingan dan pandangan. Kehadiran politik Islam menjadi salah satu cerminan dari keberagaman politik yang ada dalam masyarakat Indonesia. 
Dengan menggunakan pendekatan pluralisme politik, kita dapat merangkul keberagaman pandangan politik dan keagamaan, serta memahami peran dan posisi Islam politik di Indonesia sebagai bagian yang penting dalam proses demokratisasi dan dinamika politik nasional. 
5.    Trend kebangkitan Islam politik di Indonesia
    Trend kebangkitan Islam politik di Indonesia menunjukkan pergerakan yang signifikan dalam politik tanah air. Berikut adalah beberapa poin yang dapat menjelaskan trend kebangkitan Islam politik di Indonesia:
1.    Kekuatan partai politik Islam: Partai politik Islam seperti partai kebangkitan bangsa (PKB), partai keadilan sejahtera (PKS) dan partai persatuan pembangunan (PPP) memiliki peran yang semakin penting dalam politik Indonesia. Kekuatan suara partai politik Islam memiliki peran yang semakin penting dalam politik Indonesia. Kekuatan suara partai politik Islam memiliki pengaruh besar dalam kontestasi pemilihan umum (pemilu) dan menjadi poros utama dalam politik Indonesia.
2.    Fenomena Islam publik: pasca jatuhnya rezim Orde Baru, muncul fenomena Islam publik di Indonesia. Fenomena ini menandai pergeseran dalam wacana keberagamaan dan politik masyarakat Indonesia, di mana Islam menjadi semakin terlibat dalam ruang publik an berperan dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
3.    Konservatisme politik identitas: terdapat kebangkitan konservatisme dalam politik Islam di Indonesia yang menentang nilai-nilai pluralisme, toleransi an kebebasan beragama. Hal ini tercermin dalam penolakan terhadap isu-isu kontroversial seperti perubahan sosial dan budaya yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 
4.    Perkembangan dinamika politik Islam: Sejarah politik Islam di Indonesia menunjukkan perubahan dinamika dari masa ke masa. Pada masa Orde lama, pemerintah mendukung NU sebagai representasi politik Islam dilarang dan gerakan Islam dikendalikan. 
Dengan pemahaman terhadap trend kebangkitan Islam politik di Indonesia, kita dapat melihat pergeseran yang terjadi dalam masyarakat serta memahami kompleksitas dinamika polik islam di Indonesia.
E.    Saran dan rekomendasi 
Mengetahui sejarah kekhalifahan turki Utsmani memberikan wawasan yang berharga tentang peradaban Islam, kekuasaan politik dan dinamika sosial pada masa itu, setelah mempelajari sejarah nya kita akan memahami akar sejarah lebih mendalam, perluasan wilayah, dan perubahan politik dari zaman ke zaman. 
Mengkaji lebih dalam kejayaan dan keruntuhan Turki Utsmani bisa memberikan pelajaran berharga tentant faktor-faktor apa yang menyebabkan kejayaan dan keruntuhan suatu kekuasaan. Kita dapat mendalami politik islam di Indonesia dan menetahui dinamika politik islam dapat membuka wawasan tentang peran Islam dalam politik negara, tantangan yang dihadapi, hingga peran umat Islam dalam pembangunan negara. 
Dari kekhalifahan Turki Utsmani dan politik Islam di Indonesia kita dapat belajar tentang nilai-nilai yang dianut dab dijunjung tinggi dala kehidupan berbangsa dan bernegara. Memahami nilai-nilai tersebut dapat membantu dalam membangun sikap dan kebijakan yang lebih baik di masa depan. 
Dari sejarah tersebut, kita bisa merangsang diskusi yang melibatkan keterbukaan, toleransi dan pemahaman yang lebih luas terhadap perbedaan keyakinan, hal ini penting dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di Indonesia. 
Dengan memahami sejarah Turki Utsmani dan politik Islam di Indonesia, kita dapat belajar dari masa lalu, mengambil pelajaran berharga, serta menerapkan nilai-nilai kebijakan yang lebih baik untuk masa depan yang lebih baik pula.  
Semoga dengan di tulisnya artikel yang singkat ini bisa menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, serta bisa bermanfaat untuk di masa sekarang dan di masa yang akan datang.  

REFERENSI
1.    Jurnal, Rifai Shodiq Fathoni, Organisasi Konferensi Islam, 2017
2.    https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Utsmaniyah?need_sec_link=1&sec_link_scene=im
3.     bacaan madani, faktor kemunduran Turki Utsmani, www.bacaanmadani.com
4.    . Jurnal, Fathoni Ahmad, Turki Utsmani dan jejak Islam di nusantara, 2020
5.     Jurnal, Mumtaz Na, peran Islam dalam Politik di Indonesia, 2023
6.     Jurnal, Annisa Sholeha Nurrochim, politik Islam di Indonesia, 2023. (Red)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author