Perjalanan Seabad  (100  Tahun) Setelah Kejatuhan Kekhilafahan Turki Utsman

Perjalanan Seabad  (100  Tahun) Setelah Kejatuhan Kekhilafahan Turki Utsman

Smallest Font
Largest Font

PETIRNEWS | JAKARTA - BERKACA PADA TAHUN 2024 GENAP 100 TAHUN KEBANGKITAN BAGI ISLAM

Tahun 2024 ini adalah tahun yang memperingati 100 tahun kejatuhan Kekhalifahan Turki Utsmani. Kekhalifahan Utsmani yang didirikan pada akhir abad ke-13 oleh Utsman, yang pada puncaknya ia membentangi bagian dari Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Barat, hingga Eropa.
Berkaca pada hari peringatan 100 tahun kejatuhan Kekhalifahan Turki Utsmani yang ditandai bergantinya kekuasaan dari Islam kepada orang-orang dzalim, bergantinya masa kejayaan Islam dengan masa kejayaan orang-orang Nasrani. 100 tahun kejatuhan Kekhalifahan Turki Utsmani menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam, karena umat Islam berpegang pada dalil Nabi Muhammad SAW. Sebagimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh, Nabi bersabda:
إ ِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأَمَّةِ عَلَى رَأسِ كُلِّ مِائِةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا
“Sesungguhnya Allah SWT mengutus untuk umat ini setiap seratus tahun orang-orang yang akan memperbaharui agama ini (dari pada segala penyimpangan).”
Umat Islam meyakini akan sabda Rasullullah, kami menanti orang yang akan mengembalikan Islam pada kejayaan, memberantas kemaksiatan, menyebar luaskan kebenaran Islam, membuat seluruh manusia Kembali kepada ajaran-ajaran Islam yang sangat sempurna dan itu semua didasari pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Historisme Kekhalifahan Turki Utsmani Dan Berdirinya Organisasi Konferensi Islam 
Sejarah mencatat bahwa bangsa Turki memiliki peran yang sangat besar terhadap perkembangan dan peradaban Islam, keberhasilan ini disumbangkan oleh Dinasti Seljuk. Kesultanan Turki Utsmani berdiri setelah runtuhnya Dinasti Seljuk yang telah berkuasa dua setengah abad atau 250 tahun (1055-1300 M). Kesultanan Turki Utsmani tercatat sebagai salah satu kekaisaran terbesar, terkuat dan terlama dalam sejarah dunia.
Pada tahun 656 H/1267 M seorang anak bernama Utsman lahir, ia adalah anak dari Urtughrul. Utsman inilah yang kemudian menjadi ikon kekuasaan Khilafah Utsmaniyah. Tahun kelahirannya bersamaan dengan serbuah pasukan Mongolia di bawah pimpinan Hulagu Khan yang menyerbu ibu kota Khilafah Abbasiyah, Baghdad. Penyerbuan ini merupakan tragedi paling mengenaskan dalam sejarah kaum muslimin, kondisi umat Islam saat itu tengah dilanda krisis akibat lumuran dosa dan maksiat yang mereka lakukan. Pada saat itu terjadi lautan darah yang sangat mengerikan, mereka membunuh, membakar dan memperkosa para wanita. Para kaum muslimin baik perempuan maupun laki-laki, baik orang tua atau remaja bahkan anak kecil semua dibunuh oleh pasukan Mongol dan Hulagu Khan, dan pemimpin Kekhalifah Abbasiyah yang kala itu dipimpin oleh Al-Mustashim Billah (seorang penguasa dzalim yang menimbun banyak harta) dibunuh oleh Hulagu Khan. Umat Islam saat itu mereka lemah, takut mati dan cinta pada dunia, oleh sebab itu mereka bisa dikuasai oleh bangsa Mongol, perlu diketahui sedikit bahwa bangsa Mongol yang dulu menghancurkan Islam dengan kejamnya maka para keturunan setelah Hulagu Khan menjadi garda terdepan dalam membela Islam. Ya, mereka adalah bangsa Mughal. Pada situasi yang mencekam dan sangat kritis serta dalam kondisi umat yang dilanda rasa takut mati dan cinta pada dunia, lahirlah sosok bernama Utsman sebagai peletak dasar Khilafah Utsmaniyah.
Kehidupan Utsman sang pendiri pemerintahan Utsmani diwarnai dengan jihad dan dakwah di jalan Allah. Para ulama selalu mengelilinginya dan memberikan nasihat, baik berkaitan dengan masalah ketatanegaraan, implementasi syari’ah, atau pengendalian kekuatan.
Masa puncak kejayaan kekhalifahan Turki Utsmani dimulai pada masa Khalifah Muhammad AL-Fatih atau Mehmed II (1444-1481 M). Kerajaan Utsmani mengalami kemajuan pesat hal itu tidak lepas dari peristiwa penaklukan Konstantinopel (Istanbul) oleh sultan Muhammad Al-Fatih, Konstantinopel merupakankota Pelabuhan yang mempertemukan para pedagang dari empat penjuru dunia. 
Masa puncak kejayaan berlanjut pada masa khalifah Sultan Salim I (1512-1520), Sultan Salim I focus pada perluasan wilayah ke selatan Turki. Beliau juga berhasil menguasai Baghdad. Setelah Sultan Salim I wafat dan kekhalifahan diberikan kepada anaknya, yaitu Sultan Sulaiman I pada 1520. Kesultanan Turki Utsmani mampu menguasai Lembah Sungai Nil hingga ke Gibrlatar, kala itu hanya Maroko daerah yang tidak berhasil dikuasai.
Sultan Sulaiman I memulai pemerintahannya dengan melakukan kampanye melawan kekuatan Kristen di Eropa Tengah dan Mediterania. Pada 1521-1522 Sultan Sulaiman I secara berturut-turut memimpin gerakan melawan Hongaria, khususnya Belgrade dan Rhodes, kekuatan militer Hongaria pun dapat dipatahkan pada tahun 1526.
Setiap masa kejayaan Allah SWT pergilirkan kepada manusia, begitu pula Kekhalifahan Turki Utsmani yang sangat berjaya tapi Allah memberikan giliran untuk mereka runtuh, karena disetiap masa kebangkitan pasti ada masa keruntuhan. Dan pada abad ke-17 M Turki Utsmani mulai memasuki masa kemundurannya. Hal ini ditandai dengan kekalahan militernya dalam menghadapi dunia Kristen Barat. Banyak sebab-sebab yang menjadikan alasan Turki Utsmani mengalami keruntuhan. Sebab terkuatnya adalah dimana pemerintahan Turki Utsmani sudah jauh dari syariat Islam. Kelemahan yang terjadi di pemerintahan internal Utsmani membuat kekhalifahan goyang, dimulai dari lemahnya akidah para pemimpin, penyempitan makna ibadah hingga munculnya kemusyrikan dan kebid'ahan. Kelemahan yang terjadi ini dimanfaatkan baik oleh musuh-musuh Islam. Mereka merongrong Turki Utsmani dari dalam dengan menankam gerakan modernisasi politik di pusat pemerintahan, dengan menyebarkan ideologi Barat berupa nasionalisme, sekularisme dan liberalisme. Yang pada akhirnya kekhalifahan Turki Utsmani berubah menjadi Republik Turki pada 3 Maret 1924 M dan mengakat Mustafa Kemal sebagai Presiden pertama Republik Turki.

*ORGANISASI KONFERENSI ISLAM (OKI)*

Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah organisasi internasional yang anggotanya terdiri atas negara-negara Islam di seluruh dunia. Organisasi ini6 didirikan pada tanggal 22 September tahun 1969 saat Konferensi Tingkat Tinggi KTT negara-negara Islam di Maroko atas prakarsa Raja Faisal dari Arab Saudi dan raja Hasan II dari Maroko. OKI beranggotakan 57 negara Islam dikawasan Asia dan Afrika.
Latar belakang didirikannya organisasi ini dipicu oleh peristiwa pembakaran masjid al-aqsa yang terletak di kota al-quds Jerusalem,  Palestina pada tanggal 21 Agustus tahun 1969. Peristiwa pembakaran tersebut menimbulkan reaksi keras dunia terutama dari kalangan umat Islam, saat itu dirasakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk mengorganisir dan menggalang kekuatan dunia Islam serta mematangkan sikap dalam rangka mengusahakan pembebasan al-quds.
Tujuan Organisasi konferensi Islam didirikan berdasarkan pada keyakinan atas agama Islam dan penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia pada Konferensi Tingkat Tinggi. OKI pada bulan februari 1972 telah diadopsi piagam organisasi yang berisi tujuan OKI yaitu meningkatkan solidaritas Islam serta mengkoordinasikan kerjasama politik ekonomi dan sosial budaya antara negara-negara anggota, mendukung upaya perdamaian dan keamanan internasional serta melindungi tempat-tempat suci Islam, dan membantu perjuangan pembentukan negara Palestina7 yang merdeka, berdaulat dan bekerjasama untuk menentang diskriminasi dan segala bentuk penjajahan, menciptakan suasana yang menguntungkan dan saling pengertian di antara negara anggota dan negara-negara lain. 
Pada awalnya OKI lebih menekankan pada masalah politik terutama pada masalah Palestina. Akan tetapi dalam perkembangannya OKI juga menjadi sarana untuk melaksanakan kerja sama diberbagai bidang antar negara-negara Muslim. Pada tanggal 28 Juni 2011 Oganisasian Konferensi Islam berubah menjadi Organisasi Kerjasama Islam

*SEBAB-SEBAB KERUNTUHAN KEKHILAFAHAN TURKI UTSMANI*

1. Wilayah kekuasan yang sangat luas 
Perluasan wilayah yang terjadi pada masa Turki Usmani begitu cepat sehingga menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama setelah masa pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres dan menjadi berantrakan. 
Terlihat bahwa penguasan Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, dan mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2. Heterogenitas penduduk 
Kerajaan Heterogenitas bagian dari kesatuan kerajaan Asia Kecil, Irak, Siria dan negara lainnya. Dengan ini adminsitrasi negara dibutuhkan yang memadai dan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Serta menjadi penunjukan bagi masyarakat yang membutuhkan. 
3. Kelemahan para penguasa 
Setelah Sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah, akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi. Pengganti Sulaiman tidak ada yang memiliki kepribadian tegas dan visioner serta tanggung jawab. Sehingga mereka sendiri yang melemahkan kekaisaran. Pemimpin yang dipilih tidak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Sehingga mengakibatkan kelemahan penguasaan tersebut. 
4. Merosotnya Ekonomi 
Ekonomi juga mendukung perkembangan sehingga hal ini menjadi permasalah yang harus diatasi demi kesejahteraan rakyat Bersama. Salah satu permasalahannya yaitu minimnya pemasukan negara karena faktor sejumlah peperangan yang selalu berlangsung, terkait sebagian peperangan pihak Turki memperoleh kekalahan. Banyak wilayah-wilayah kekuasaan Utsmani direbut oleh lawan sehingga hal ini mengurangi pendapatan negara. Sedangkan pengeluaran negara masih membutuhkan banyak untuk biaya militer dan perang serta kebutuhan lainnya. 
5. Terjadinya Stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi 
Ilmu dan Teknologi harus berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan dan juga penting dalam kekusaan atau kerajaan. Permasalahan yang terjadi pada Kerajaan usmani yaitu kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. Sehingga yang terjadi kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan 
6. Penyebarnya fenomena syirik, bid'ah dan khurafat
Pada fenomena ini cahaya tauhid telah sirna dari kekhalifahan Turki Utsmani, dimana telah terjadi berbagai macam kesyirikan, kebid'ahan dan juga khurafat.

*DAMPAK KERUNTUHAN TURKI UTSMANI*

Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki konsekuensi signifikan yang merambat ke berbagai aspek masyarakat dan geopolitik. Berikut adalah beberapa dampak utama dari keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmani:
1. Akhir Kekhalifahan
Pembubaran Kekhalifahan Turki Utsmani menandai berakhirnya institusi khalifah Islam yang berusia berabad-abad, yang telah menjadi simbol otoritas politik dan agama bagi umat Muslim di seluruh dunia.
2. Transisi ke Negara Sekuler
Mustafa Kemal Atatürk, pemimpin Perang Kemerdekaan Turki, mendirikan Republik Turki pada tahun 1923. Di bawah kepemimpinannya, Turki mengalami reformasi signifikan, termasuk penghapusan khalifah, sekularisasi negara, dan modernisasi hukum dan lembaga.
3. Kehilangan Kesatuan Politik
Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani menyebabkan fragmentasi wilayah-wilayah yang dulunya berada di bawah kekuasaan Ottoman menjadi berbagai negara di Timur Tengah dan Balkan. Fragmentasi ini berkontribusi pada ketidakstabilan regional dan konflik yang terus mempengaruhi wilayah tersebut hingga saat ini.

4. Dampak pada Identitas Muslim
Berakhirnya khalifah meninggalkan kekosongan di dunia Muslim, yang memicu perdebatan dan diskusi tentang peran Islam politik, kebutuhan akan persatuan Muslim, dan pencarian bentuk kepemimpinan dan tata pemerintahan alternatif.
5. Modernisasi dan Baratasi
Dengan berdirinya Republik Turki, Atatürk memulai serangkaian reformasi yang bertujuan untuk memodernisasi dan mengebaratkan masyarakat Turki. Reformasi ini meliputi adopsi hukum-hukum Barat, alfabet Latin, dan promosi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
6. Perubahan dalam Dinamika Kekuasaan Global
Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani mengubah keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut dan secara global. Hal ini membuka peluang bagi kekuatan Eropa untuk mempengaruhi Timur Tengah dan menggambar ulang batas-batas, yang berdampak pada perubahan geopolitik yang berkelanjutan.
7. Warisan Kekaisaran Utsmani
Meskipun runtuh, warisan Kekaisaran Utsmani terus memengaruhi lanskap budaya, arsitektur, dan politik di wilayah tersebut. Banyak negara modern di Timur Tengah dan Balkan masih berjuang dengan warisan sejarah dan budaya dari kekuasaan Utsmani.
Secara keseluruhan, keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki dampak yang luas yang membentuk kembali dinamika politik, sosial, dan budaya di wilayah tersebut dan meninggalkan dampak yang berkelanjutan bagi dunia Muslim dan di luar itu.


*KEBANGKITAN ISLAM KE DEPAN*

1. Pendidikan dan Pemahaman Agama, Pentingnya pendidikan agama yang berkualitas dan pemahaman yang benar terhadap ajaran Islam untuk memperkuat identitas keislaman dan menangkal radikalisme serta ekstremisme.
2. Pengembangan Kearifan Lokal, Menggabungkan nilai-nilai Islam dengan tradisi lokal di berbagai negara untuk mengembangkan identitas Islam yang inklusif dan memperkuat hubungan antar umat beragama.
3. Peran Perempuan dalam Masyarakat, Pemberdayaan perempuan dalam masyarakat Islam untuk menciptakan kesetaraan gender, memberikan akses yang sama terhadap pendidikan dan peluang ekonomi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam kehidupan sosial dan politik.
4. Pengembangan Ekonomi Berbasis Syariah, Peningkatan pengembangan ekonomi berbasis syariah, termasuk perbankan syariah, investasi berkelanjutan, dan kewirausahaan yang beretika, untuk memperkuat keberlanjutan ekonomi umat Islam.
5. Pelembagaan dan Penguatan Pemerintahan Berbasis Nilai-Nilai Islam, Memperkuat lembaga-lembaga pemerintahan yang berbasis prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan, keadilan sosial, dan kesejahteraan umat, untuk menciptakan sistem pemerintahan yang adil dan transparan.
6. Kerjasama Antar Negara dan Dialog Antar Agama, Meningkatkan kerjasama antar negara Islam dan dialog antar agama untuk membangun perdamaian, toleransi, dan pengertian antar umat beragama dalam menghadapi tantangan global.
7. Penggunaan Teknologi untuk Penyebaran Ilmu dan Pendidikan, Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperluas akses terhadap pendidikan agama, penyebaran dakwah yang moderat, dan penyampaian pesan-pesan positif Islam secara global.
Melalui upaya-upaya ini, kebangkitan Islam ke depannya dapat menciptakan masyarakat Muslim yang lebih inklusif, berdaya saing, dan berkontribusi positif dalam perkembangan dunia modern. Penting untuk memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam yang damai, toleran, dan progresif untuk mencapai tujuan kebangkitan Islam yang berkelanjutan.

*ANALISIS DAMPAK KERUNTUHAN TURKI UTSMANI TERHADAP NEGARA-NEGARA ISLAM TERUTAMA INDONESIA*

Keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki dampak yang signifikan terhadap negara-negara Islam, termasuk Indonesia. Berikut adalah analisis dampak keruntuhan Turki Utsmani terhadap negara-negara Islam, khususnya Indonesia:
1. Kehilangan Pusat Kekhalifahan
Keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmani mengakibatkan hilangnya pusat kekhalifahan Islam yang telah lama menjadi simbol otoritas agama dan politik bagi umat Muslim. Hal ini menciptakan kekosongan dalam kepemimpinan spiritual umat Islam secara global.
2. Perubahan Pola Pikir
Dampak keruntuhan ini mendorong negara-negara Islam, termasuk Indonesia, untuk merenungkan kembali peran agama dalam politik dan pemerintahan. Diskusi tentang model kepemimpinan Islam dan kebutuhan akan persatuan umat Muslim menjadi penting.
3. Kemunduran Politik
Runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmani juga berkontribusi pada keruntuhan politik dan kekuasaan di dunia Islam. Ketidakstabilan politik yang berakibat pada fragmentasi wilayah dapat mempengaruhi negara-negara Islam lainnya, termasuk Indonesia.
4. Pencarian Identitas
Dengan hilangnya khalifah, umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mungkin mengalami krisis identitas dan mencari bentuk kepemimpinan alternatif yang dapat mewakili kepentingan umat Islam secara luas.

5. Perubahan dalam Pengaruh Global
Keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmani membuka jalan bagi kekuatan global lainnya untuk memperluas pengaruh mereka di dunia Islam. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan internasional, keamanan, dan kestabilan di negara-n begara Islam, termasuk Indonesia.
6. Pemicu Pemikiran Reformis
Dampak keruntuhan ini juga dapat memicu perkembangan gerakan reformis dalam Islam, di mana umat Muslim mencari cara untuk menghadapi tantangan zaman baru tanpa kehadiran khalifah.
Dengan demikian, keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki implikasi yang luas bagi negara-negara Islam, termasuk Indonesia, yang meliputi perubahan dalam pemikiran politik, krisis identitas, dan perubahan dalam pengaruh global. Hal ini menunjukkan pentingnya memahami sejarah dan dampaknya terhadap perkembangan Islam di berbagai belahan dunia.


*SARAN DAN REKOMENDASI*

Penting bagi para kaum Muslimin untuk mempelajari sejarah Islam karena hal ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang akar budaya, nilai-nilai, dan ajaran agama Islam. Berikut adalah beberapa saran tentang pentingnya mempelajari sejarah bagi umat Islam:
1. Menyadari Identitas dan Akar Budaya, Memahami sejarah Islam membantu para Muslimin untuk menyadari identitas mereka sebagai umat Islam, serta menghargai akar budaya dan nilai-nilai yang membentuk ajaran agama Islam.
2. Mengambil Hikmah dari Peristiwa Lampau, Dari sejarah, kita dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan umat terdahulu. Para Muslimin dapat mengambil hikmah dari peristiwa masa lalu untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menguatkan Iman dan Ketaqwaan, Memahami sejarah Islam dapat memperkuat iman dan ketaqwaan seseorang, karena akan terbuka wawasan tentang ketabahan, keimanan, dan ketakwaan para sahabat dan tokoh-tokoh Islam terdahulu.
4. Mengatasi Tantangan Modern, Dengan memahami sejarah Islam, para Muslimin dapat menghadapi tantangan modern dengan landasan yang kuat dari ajaran Islam yang telah terbukti relevan dan berdaya tahan.
5. Memperkuat Persatuan Umat, Sejarah Islam juga mengajarkan nilai-nilai persatuan, solidaritas, dan tolong-menolong. Dengan mempelajari sejarah, umat2 Islam dapat memperkuat persatuan dalam menghadapi berbagai tantangan bersama.
6. Menjaga Warisan Budaya dan Intelektual, Memahami sejarah Islam juga berarti menjaga warisan budaya dan intelektual umat Islam, serta mendorong pengembangan pengetahuan dan keilmuan dalam rangka memajukan umat dan peradaban Islam.

NAMA    : SUCI FITRIYANA
SEMESTER    : VI
PRODI    : KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author